Magelang, September 2020
Pemerintah Desa Banyuadem terima kunjungan kerja anggota DPR D Propinsi Jawa Tengah Komisi E dari fraksi PDIP Hj. Endrianingsih Yunita, S.P. pada hari Senin 7 September 2020. Adapun kunjungan kerja anggota Dewan tersebut dalam rangka pendampingan upaya ketahanan pangan di Desa Banyuadem pada masa pandemi covid-19. Kunjungan Dewan tersebut disambut langsung oleh Kepala Desa Banyuadem Supriyadi beserta Perangkat Desa di kediamannya Dusun Banyuadem, Desa Banyuadem, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa tengah.
Dalam mengawali dialognya, Kepala Desa Banyuadem menyampaikan beberapa informasi terkait potensi sumber daya alam yang dimiliki Desa Banyuadem, yang selama ini menjadi penghasilan pokok warga, serta bisa dijadikan komoditas unggulan disektor pertanian di Desa Banyuadem. Supriyadi menyampaikan bahwa masyarakat Desa Banyuadem ini berpenghuni penduduk 2401 jiwa yang terdiri dari 738 KK, dengan mayoritas bermatapencaharian sebagai petani salak pondoh lumut dengan memiliki luas lahan 160 hektar, serta 7 hektar merupakan lahan pertanian komoditas lainnya.
Sementara itu sebagian penduduk yang lain berprofesi sebagai pembuat atau produsen gula jawa atau gula merah dengan jumlah 200 kk serta memiliki 1570 pohon kelapa yang disadap niranya sebagai bahan baku pembuatan gula jawa. Dengan jumlah pohon kelapa yang diambil niranya sebanyak itu jika dihitung maka rata-rata produksi gula jawa setiap harinya yang dihasilkan oleh pengrajin gula jawa di desa Banyuadem bisa mencapai 700 kg perhari, dengan asumsi setiap pohon dalam satu hari bisa menhasilkan 0,5 kg gula merah setiap pohon dalam sehari atau tergantung kualitas pohonnya,
Sementara itu, setelah mengetahui potensi sumberdaya alam disektor pertanian yang dimiliki desa Banyuadem tersebut, Hj. Endriani Yunita SP tampak terkagum-kagum, selaku anggota Dewan Propinsi yang menaungi komisi E yang membidangi kesejahteraan rakyat tersebut, maka Ia sangat tertarik dan akan melakukan pendampingan terhadap petani dan pengrajin gula jawa di Banyuadem. Ia juga menambahkan, "dengan adanya potensi yang ada di desa Banyuadem, diharapkan bisa mengangkat kesejahteraan masyarakatnya, potensi atau kondisi di desa Banyuadem ini harus didukung untuk terus dikembangkan hingga betul-betul menjadi sumber penghasilan warga yang bisa diandalkan dan bisa mensejahterakan, untuk itu perlunya ada pendampingan dari pihak pemerintah, imbuhnya.
Selain melihat cara pembuatan bibit kelapa genjah dalam, Ia juga melakukan blusukan kesawah untuk melihat secara langsung cara budidaya serta perawatan salak lumut dan salak madu yang selama ini menjadi komoditas unggulan bagi petani di Desa banyuadem.
Kendala yang masih dihadapi oleh para petani di desa Banyuadem saat ini adalah masalah kesulitan mendapatkan pupuk subsidi, sehingga para petani lebih memilih untuk tidak memupuk menggunakan pupuk kimia karena kesulitan untuk mendapatkannya, di toko-toko pertanianpun banyak yang tidak menjualnya. Jika menggunakan pupuk non subsidi, maka harga terlalu mahal sehingga tidak sesuai dengan hasil panennya. kendala berikutnya adalah masalah saluran irigasi ada yang masih menggunakan irigasi tradisional, karena belum sepenuhnya bisa terdanai menggunakan anggaran Dana Desa.maupun ADD. Dengan demikian para petani berharap kepada pemerintah untuk bisa diberikan kemudahan untuk mendapatkan pupuk subsidi agar panen salak dan hasil tani lainnya lebih meningkat lagi. (Satria)