Desa Banyuadem

Magelang, 27 Oktober 2023

 Kelapa upat-upat merupakan kelapa asli dari Desa Banyuadem Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Kelapa upat-upat ini ditanam oleh petani Desa Banyuadem sudah sejak lama secara tradisional dan turun temurun.

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof. Hengky Novarianto dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bersama BPSB Jawa Tengah, Balai Besar Pengawasan dan Proteksi Perbenihan Surabaya serta Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah yang laksanakan pada tanggal 3-4 Agustus 2023, observasi ini merupakan tahapan yang ke dua kalinya yang sebelumnya sudah dilakukan observasi lapangan yang sudah dilakukan satu tahun sebelumnya yaitu pada tanggal 7-8 Juli 2022.

Tahapan Observasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menguji konsistensi buah yang dihasilkan dari pohon induk terpilih yang nantinya akan dijadikan sumber benih kelapa upat-upat di Desa Banyuadem. dari hasil penelitian tersebut menurut Prof.Hengky Novarianto selaku peneliti ahli utama dari BRIN ditemukan bahwa kelapa upat-upat merupakan jenis kelapa dalam berukuran terbesar bukan hanya di Kabupaten Magelang saja bahkan diseluruh Indonesia, kelapa Upat-upat memiliki ukuran paling besar jika dibandingkan dengan kelapa hybrida maupun kelapa genjah serta kelapa dalam lainnya secara umum.

Mengutip tayangan video di chanel Youtube @Genta Banyuadem, dalam unggahan video tersebut Prof. Hengky Novariyanto menjelaskan bahwa kelapa upat-upat yang ada di Desa Banyuadem ini sangat berpotensi menjadi kelapa unggul lokal di Kabupaten Magelang maupun Jawa Tengah, bahkan tidak menutup kemungkinan akan menjadi kelapa varietas unggul nasional yang nantinya akan menjadi persediaan kebutuhan benih dalam negri yang bisa disebarluaskan diseluruh Indonesia.

Lebih lanjut Prof.Hengky dalam keterangan tersebut  juga menyampaikan kisahnya selama penelitian kelapa yang dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia selama 40 tahun, beliau mengatakan baru kali ini menemukan kelapa dengan ukuran yang besar-besar dalam jumlah yang banyak dalam satu lokasi, tekstur daging buahnya lebih tebal dengan berat daging buah rata-rata antara 500 gr hingga 750 gr perbutirnya, seraya berpesan agar Pemerintah Daerah bisa ikut berperan dalam pengembangan budidaya kelapa upat-upat ini karena bisa mengangkat nama daerah dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Rencananya observasi dan identifikasi pohon induk kelapa upat-upat ini masih akan dilakukan satu kali lagi dipertengahan tahun 2024 untuk meninjau kembali konsistensi kualitas buah dan jika terbukti bagus maka akan dilakukan pelepasan sebagai sumber bibit varietas unggul lokal.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula Ibu Yoviana dari Dirjend Bun Kementan RI, Bappeda Kabupaten Magelang. Menanggapi kegiatan penelitian tersebut perwakilan dari Bappeda Kabupaten Magelang menyatakan menyambut baik dan akan dikomunikasikan dengan pemerintah daerah supaya nanti bisa dimasukkan ke RPJMD Kab.Magelang sehingga bisa dianggarkan biayanya.

Untuk informasi lebih lengkap anda bisa melihat video tentang kelapa upat-upat di chanel Youtube "@Genta Banyuadem" disitu banyak ditayangkan informasi kelapa upat-upat dan informasi seputar pertanian lainnya.

#buahbesar #inspirasipetani #teknologipertanian #kelapaoriginal #kelapasayur  #kelapaupatupat #kelapadalam #kab.magelang

Informasi kelapa upat-upat lebih lanjut bisa anda tonton di Chanel Youtube Genta Banyuadem youtube.com/channel/UC-oapWOHo1NrKtL1NjnLNYA

WA: 082137592522